Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang. pada abad ini, terutama bidang Information and Communication Technology (ICT) yang serba canggih membuat semakin sempit, karena beragam informasi kecanggihan teknologi.
perubahan tersebut makin terasa, termasuk didalamnya pada dunia pendidikan. Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills)
Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dituntut mampu untuk membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini. guru harus mampu untuk mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari dampak kemajuan zaman karena tidak semua kemajuan zaman berdampak baik, dampak negatif juga harus diperhitungkan.
Guru yang mampu menghadapi tantangan tersebut adalah guru yang profesional yang memiliki kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid.
Kompetensi profesional
Kompetensi profesioanal sekurang-kurangnya meliputi : 1. Menguasai subtansi bidang studi dan
metodologi keilmuannya 2. Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi 3. Menguasai
dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran 4. Mengorganisasikan
materi kurikulum bidang studi 5. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya meliputi: 1. Memahami karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 2. Memahami latar belakang keluarga dan
masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya 3. Memahami
gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik 4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
5. Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaranYang mendidik 6. Mengembangkan
kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran 7. Merancang
pembelajaran yang mendidik 8. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan 9. Mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran
Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya meliputi: 1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia
dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat 3. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara
berpakaian, dan bertutur bahasa yang baik 4. Mengevaluasi kinerja sendiri 5. Mengembangkan diri
secara berkelanjutan
Kompetensi sosial
Kompetensi sosial sekurang-kurangnya meliputi: 1. Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan
peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat 2.
Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat 3. Berkontribusi
terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional dan global 4. Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri 5.
Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara berpakaian dan bertutur bahasa yang baik
Orientasi Guru Abad 21
Tuntutan terhadap tugas guru memasuki abad ke -21 tidaklah ringan. Guru
diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu
dan melaksanakan empat pilar belajar yaitu:
Learning to know (belajar untuk mengetahui) yaitu proses belajar untuk mengetahui,
memahami, dan menghayati cara-cara pemerolehan pengetahuan dan pendidikan yang
memberikan kepada peserta didik bekal-bekal ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran ini
memungkinkan peserta didik mampu mengetahui, memahami, dan menerapkan, serta
mencari informasi dan/atau menemukan ilmu pengetahuan.
Learning to do (belajar melakukan atau mengerjakan) yaitu proses belajar melakukan
atau mengerjakan sesuatu. Belajar berbuat dan melakukan (Learning by doing) sesuatu
secara aktif ini bermakna pendidikan seharusnya memberikan bekal-bekal kemampuan atau
keterampilan. Peserta didik dalam proses pembelajarannya mampu menggunakan berbagai
konsep, prinsip, atau hukum untuk memecahkan masalah yang konkrit.
Learning to live together (belajar untuk hidup bersama) yaitu pendidikan seharusnya
memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup bersama dalam masyarakat yang majemuk
sehingga tercipta kedamaian hidup dan sikap toleransi antar sesama manusia.
Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri). yaitu pendidikan
seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk mengembangkan diri. Proses belajar
memungkinkan terciptanya peserta didik yang mandiri, memiliki rasa percaya diri, mampu
mengenal dirinya, pemahaman diri, aktualisasi diri atau pengarahan diri, memiliki
kemampuan emosional dan intelektual yang konsisten, serta mencapai tingkatan kepribadian
yang mantap dan mandiri
GENERASI Z
Dalam teori generasi (Generation Theory) yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue
Grant-Marshall, Penguin, (2004) dibedakan 5 generasi manusia berdasarkan tahun
kelahirannya, yaitu: (1) Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964; (2) Generasi X, lahir 1965-
1980; (3) Generasi Y, lahir 1981-1994, sering disebut generasi millennial; (4) Generasi Z, lahir
1995-2010 (disebut juga iGeneration, GenerasiNet, Generasi Internet). DAN (5) Generasi
Alpha, lahir 2011-2025. Kelima generasi tersebut memiliki perbedaan pertumbuhkembangan
kepribadian.
1. Baby Boomer (lahir tahun 1946 – 1964)
Generasi yang lahir setelah Perang Dunia II ini memiliki banyak saudara, akibat dari banyaknya pasangan yang berani untuk mempunyai banyak keturunan. Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri. Dianggap sebagai orang lama yang mempunyai pengalaman hidup.
2. Generasi X (lahir tahun 1965-1980)
Tahun-tahun ketika generasi ini lahir merupakan awal dari penggunaan PC (personal computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data nya pun menggunakan floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari masa ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua, mulai mengenal musik punk, dan mencoba menggunakan ganja.
3. Generasi Y (lahir tahun 1981-1994)
Dikenal
dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y mulai
dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi
ini banyak menggunakan teknologi komunikasi
4. Generasi Z (lahir tahun 1995-2010)
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
5. Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025)
Generasi
yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi yang
sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata
memiliki orang tua yang kaya.