GURU ERA GENERASI Z, DAN PEMBELAJARAN ABAD 21 -->

Kategori Berita

Sabtu, 5 April 2025

Iklan Semua Halaman

SELAMAT DATANG DI PORTAL RESMI SDN 1 WONUAMBUTEO

GURU ERA GENERASI Z, DAN PEMBELAJARAN ABAD 21

Monday, March 22, 2021

Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang. pada abad ini, terutama bidang Information and Communication Technology (ICT) yang serba canggih membuat semakin sempit, karena beragam informasi kecanggihan teknologi.

perubahan tersebut makin terasa, termasuk didalamnya pada dunia pendidikan. Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills)

Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dituntut mampu untuk membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini. guru harus mampu untuk mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari dampak kemajuan zaman karena tidak semua kemajuan zaman berdampak baik, dampak negatif juga harus diperhitungkan.

Guru yang mampu menghadapi tantangan tersebut adalah guru yang profesional yang memiliki kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid.

Kompetensi profesional

Kompetensi profesioanal sekurang-kurangnya meliputi : 1.      Menguasai subtansi bidang studi dan 

metodologi keilmuannya  2.      Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi 3.      Menguasai

dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran 4.      Mengorganisasikan 

materi kurikulum bidang studi 5.      Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan 

kelas

Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya meliputi: 1.      Memahami karakteristik peserta didik dari 

aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 2.      Memahami latar belakang keluarga dan 

masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya 3.      Memahami 

gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik 4.      Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

5.      Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaranYang mendidik 6.      Mengembangkan 

kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran 7.      Merancang 

pembelajaran yang mendidik 8.      Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan 9.      Mengevaluasi 

proses dan hasil pembelajaran

Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya meliputi: 1.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang 

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa 2.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia 

dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat 3.      Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara 

berpakaian, dan bertutur bahasa yang baik 4.      Mengevaluasi kinerja sendiri 5.      Mengembangkan diri 

secara berkelanjutan

 Kompetensi sosial

Kompetensi sosial sekurang-kurangnya meliputi: 1.      Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan 

peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat 2.      

Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat 3.      Berkontribusi 

terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional dan global 4.      Memanfaatkan 

teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri 5.      

Memiliki  sikap, perilaku, etika, tata cara berpakaian dan bertutur bahasa yang baik

Orientasi Guru Abad 21

Tuntutan terhadap tugas guru memasuki abad ke -21 tidaklah ringan.  Guru 

diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu 

dan melaksanakan empat pilar belajar yaitu:

Learning to know (belajar untuk mengetahui) yaitu proses belajar untuk mengetahui, 

memahami, dan menghayati cara-cara pemerolehan pengetahuan dan pendidikan yang 

memberikan kepada peserta didik bekal-bekal ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran ini 

memungkinkan peserta didik mampu mengetahui, memahami, dan menerapkan, serta 

mencari informasi dan/atau menemukan ilmu pengetahuan.

Learning to do (belajar melakukan atau mengerjakan) yaitu proses belajar melakukan 

atau mengerjakan sesuatu. Belajar berbuat dan melakukan (Learning by doing) sesuatu 

secara aktif ini bermakna pendidikan seharusnya memberikan bekal-bekal kemampuan atau 

keterampilan. Peserta didik dalam proses pembelajarannya mampu menggunakan berbagai 

konsep, prinsip, atau hukum untuk memecahkan masalah yang konkrit.

Learning to live together (belajar untuk hidup bersama) yaitu pendidikan seharusnya 

memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup bersama dalam masyarakat yang majemuk 

sehingga tercipta kedamaian hidup dan sikap toleransi antar sesama manusia.

Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri). yaitu pendidikan 

seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk mengembangkan diri. Proses belajar 

memungkinkan terciptanya peserta didik yang mandiri, memiliki rasa percaya diri, mampu 

mengenal dirinya, pemahaman diri, aktualisasi diri atau pengarahan diri, memiliki 

kemampuan emosional dan intelektual yang konsisten, serta mencapai tingkatan kepribadian 

yang mantap dan mandiri


GENERASI Z

Dalam teori generasi (Generation Theory) yang dikemukakan Graeme Codrington &  Sue 

Grant-Marshall, Penguin, (2004) dibedakan 5 generasi manusia berdasarkan tahun 

kelahirannya, yaitu: (1)  Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964; (2) Generasi X, lahir 1965-

1980; (3) Generasi Y, lahir 1981-1994, sering disebut generasi millennial; (4) Generasi Z, lahir 

1995-2010 (disebut juga iGeneration,  GenerasiNet, Generasi Internet). DAN (5) Generasi 

Alpha, lahir 2011-2025. Kelima generasi tersebut memiliki perbedaan pertumbuhkembangan 

kepribadian.

 

1.      Baby Boomer (lahir tahun 1946 – 1964)

Generasi yang lahir setelah Perang Dunia II ini memiliki banyak saudara, akibat dari banyaknya pasangan yang berani untuk mempunyai banyak keturunan. Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri. Dianggap sebagai orang lama yang mempunyai pengalaman hidup.

2.      Generasi X (lahir tahun 1965-1980)

Tahun-tahun ketika generasi ini lahir merupakan awal dari penggunaan PC (personal computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data nya pun menggunakan floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari masa ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua, mulai mengenal musik punk, dan mencoba menggunakan ganja.

3.      Generasi Y (lahir tahun 1981-1994)

Dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga suka main game online.

4.      Generasi Z (lahir tahun 1995-2010)

Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.

5.      Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025)

Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya.